Merakipost – Pneumonia Ganda. Paus Fransiskus (88) sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Gemelli, Roma. Ia dirawat karena pneumonia bilateral. Kondisi ini juga dikenal sebagai pneumonia ganda. Pneumonia umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur. Infeksi ini memicu peradangan, pembengkakan, dan penumpukan cairan di paru-paru.
Berbagai mikroorganisme dapat menyebabkan pneumonia. Virus flu, Covid-19, dan bakteri penyebab flu biasa termasuk di dalamnya. Pneumonia juga bisa terjadi ketika makanan atau minuman masuk ke paru-paru. Kondisi ini dikenal sebagai pneumonia aspirasi. Tentu, pneumonia ganda adalah kondisi serius yang membutuhkan perhatian medis.
Gejala dan Komplikasi Pneumonia: Dampak pada Kesehatan
Pneumonia bakteri lebih umum terjadi dan cenderung lebih parah. Pneumonia virus biasanya memiliki gejala ringan dan dapat sembuh sendiri. Gejala umum pneumonia meliputi: nyeri dada, kesulitan bernapas, demam dan menggigil, mual dan muntah, batuk terus-menerus. Dalam kasus yang parah, pneumonia dapat menyebabkan komplikasi serius.
Kerusakan jantung, kematian jaringan paru-paru, gagal napas, atau distres pernapasan akut termasuk komplikasi tersebut. Distres pernapasan akut terjadi ketika paru-paru tidak dapat mengembang dengan baik. Tentu, gejala dan komplikasi pneumonia dapat bervariasi tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan infeksi.
Kondisi Paus Fransiskus: Infeksi Polimikroba dan Kondisi Paru-Paru Kronis
Kantor Pers Takhta Suci menyatakan Paus Fransiskus dirawat sejak Jumat (14/2/2025). Ia mengalami gejala bronkitis selama beberapa hari. Kondisi Paus digambarkan sebagai “situasi yang kompleks”. Ia mengalami infeksi polimikroba. Infeksi ini berarti disebabkan oleh beberapa jenis mikroorganisme sekaligus.
Infeksi ini muncul dalam konteks dua kondisi paru-paru. Kondisi tersebut adalah bronkiektasis dan bronkitis asma. Pneumonia ganda atau bilateral berarti infeksi telah mempengaruhi kedua paru-paru. Tentu, kondisi Paus Fransiskus memerlukan perawatan intensif.
Faktor Risiko Pneumonia: Siapa yang Rentan Terinfeksi?
Pneumonia dapat menyerang siapa saja. Namun, beberapa kelompok memiliki risiko lebih tinggi. Lansia dan anak kecil termasuk kelompok yang rentan. Penderita penyakit paru-paru atau jantung kronis juga berisiko tinggi. Orang dengan kondisi neurologis yang memengaruhi kemampuan menelan juga termasuk.
Pasien rumah sakit atau penghuni panti jompo juga rentan. Perokok, wanita hamil, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah juga berisiko. Lebih dari 41.000 orang meninggal akibat pneumonia di AS pada 2023. Sebanyak 1,4 juta kunjungan gawat darurat akibat pneumonia terjadi pada 2021.
Sebagian besar pasien pneumonia dapat pulih dalam waktu dua hingga empat minggu. Pemulihan terjadi dengan pengobatan antibiotik. Orang berusia di atas 65 tahun berisiko mengalami penyakit yang lebih parah. Mereka mungkin membutuhkan perawatan di rumah sakit. Tentu, faktor risiko ini perlu diperhatikan untuk pencegahan pneumonia.
Kondisi Paru-Paru Paus Fransiskus: Bronkiektasis, Bronkitis Asma, dan Pleuritis
Paus Fransiskus memiliki risiko lebih tinggi terkena pneumonia. Ia memiliki beberapa kondisi paru-paru sebelumnya, seperti bronkiektasis. Bronkiektasis adalah kondisi jangka panjang. Bronkus (saluran udara utama di paru-paru) melebar. Kondisi ini menyebabkan penumpukan lendir yang lebih banyak dari biasanya. Penumpukan lendir meningkatkan risiko infeksi paru-paru. Kondisi ini bisa disebabkan oleh kerusakan jaringan dan otot di sekitar bronkus.
Kerusakan ini sering kali akibat infeksi paru-paru sebelumnya. Gejala bronkiektasis meliputi sesak napas dan batuk kronis. Batuk menghasilkan dahak. Paus Fransiskus juga memiliki bronkitis asma. Kondisi ini berarti seseorang mengalami asma dan bronkitis akut secara bersamaan. Gejala utama bronkitis asma meliputi dada terasa sesak, mengi, kesulitan bernapas, dan demam. Bronkitis adalah peradangan pada bronkus. Orang dengan asma lebih rentan terhadap bronkitis. Saluran udara mereka lebih sempit dan lebih sensitif terhadap iritasi. Bakteri atau virus lebih mudah terjebak dan menyebabkan infeksi. Paus Fransiskus juga pernah mengalami pleuritis. Ia harus menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-parunya pada usia 21 tahun. Pleuritis adalah kondisi peradangan pada lapisan paru-paru dan rongga dada. Kondisi ini menyebabkan nyeri dada tajam. Nyeri terutama terasa saat bernapas, batuk, atau bergerak.
Penyebab pleuritis bisa bermacam-macam. Penyakit autoimun, kanker, trauma dada, atau pembekuan darah di paru-paru termasuk penyebabnya. Biasanya, pleuritis dipicu oleh infeksi. Dalam beberapa kasus, pleuritis dapat menjadi tanda awal pneumonia. Pleuritis juga dapat menyebabkan kerusakan paru-paru. Kerusakan ini meningkatkan risiko terkena penyakit pernapasan lain, seperti bronkitis. Tentu, riwayat kesehatan Paus Fransiskus menunjukkan kerentanan terhadap masalah paru-paru.
Perawatan dan Pemulihan: Langkah-Langkah Medis yang Diperlukan
Perawatan pneumonia ganda tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan infeksi. Antibiotik digunakan untuk mengobati pneumonia bakteri. Antivirus digunakan untuk mengobati pneumonia virus. Dalam kasus yang parah, pasien mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit.
Perawatan di rumah sakit mungkin termasuk oksigen tambahan, cairan intravena, dan obat-obatan. Pemulihan dari pneumonia membutuhkan waktu. Pasien perlu istirahat yang cukup dan minum banyak cairan. Mereka juga perlu mengikuti instruksi dokter. Tentu, perawatan dan pemulihan pneumonia memerlukan perhatian medis yang cermat.
Pencegahan Pneumonia: Langkah-Langkah untuk Mengurangi Risiko
Pencegahan pneumonia sangat penting, terutama bagi kelompok yang berisiko tinggi. Vaksinasi adalah salah satu cara efektif untuk mencegah pneumonia. Vaksin flu dan vaksin pneumokokus sangat direkomendasikan. Menjaga kebersihan tangan juga penting.
Hindari kontak dengan orang yang sakit. Berhenti merokok dan menjaga gaya hidup sehat juga membantu. Tentu, langkah-langkah pencegahan ini dapat mengurangi risiko terkena pneumonia.
Kesimpulan: Pneumonia Ganda, Kondisi Serius yang Membutuhkan Perhatian
Pneumonia ganda adalah infeksi paru-paru yang serius. Kondisi ini membutuhkan perhatian medis yang cermat. Paus Fransiskus, dengan riwayat kondisi paru-paru, berisiko tinggi terkena pneumonia.
Perawatan yang tepat dan langkah-langkah pencegahan sangat penting. Tentu, pemahaman tentang pneumonia ganda membantu kita menjaga kesehatan paru-paru.